Resume Kajian Al-Qur’an
Kelas Iqro Offline
Jum’at 05.05.2023
Tema:
Perintah & Wasiat Taqwa: Meraih Ampunan Allah SWT
Setiap muslim yang beriman tentulah mengetahui, bahwa dirinya diwajibkan berpuasa agar mendapatkan predikat sebagai orang yang bertakwa (QS. Al-Baqarah [2]:183).
Menjadi orang yang bertakwa: inilah tujuan kita berpuasa di bulan Ramadhan.
Kata Taqwa (تقوى ) itu terdiri dari empat huruf, yang menurut para alim ulama, setiap hurufnya mengandung makna tersendiri, yang berhubungan erat dengan perilaku orang beriman dan menjadi ciri dari manusia yang memiliki sifat Taqwa kepada Allah SWT tsb.
Secara urut, kata Taqwa terdiri dari huruf-huruf:
Ta (ت)
Yang pertama, huruf ta (ت ), yang menjadi kepanjangan kata
Tawadhu = rendah hati.
Orang yang bertakwa, pastilah rendah hati.
Dia tidak akan sombong kepada manusia lainnya, meskipun dirinya memiliki kelebihan-kelebihan, dimana kelebihannya itu mungkin tidak terlihat pada diri-diri manusia lainnya.
Sebab dia akan selalu ingat, bahwa pasti masih akan ada hamba Allah lainnya yang jauh lebih baik daripada dirinya. Lebih pintar, lebih sholeh, lebih rajin, dst.
Termasuk, dia akan merasa bahwa sudah pasti lebih diterima amal sholeh yang dikerjakan para hamba Allah yang lain-lain itu dibandingkan dengan amal sholeh yang sedang dan telah dikerjakan dirinya.
Qaf (ق)
Yang kedua, huruf qaf (ق ) yang mengandung kata Qanaah = merasa cukup.
Orang yang bertakwa, pasti selalu akan merasa cukup dengan apapun yang Allah berikan pada dirinya.
Dikasih Allah banyak = dia bersyukur.
Dikasih Allah sedikit = dia bersabar.
Apapun yang Allah berikan pada dirinya (banyak/ sedikit, sering/ jarang, besar/ kecil), pasti akan dia terima dengan penuh rasa syukur dan rasa sabar dengan kesadaran bahwa semua itu pastilah cukup baginya.
Dengan demikian, dia tidak akan memiliki sifat serakah, rakus, apalagi iri dengki terhadap rezeki yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang lain.
Dia akan selalu menyadari, bahwa rezeki dari Allah yang sudah didapatkannya itu, adalah rezeki yang sudah pasti Allah ridhoi dengan segala barokah-Nya yang banyak dan hikmah-Nya yang besar, yang terkandung di dalamnya, yang Allah sudah sediakan hanya untuk dirinya.
Maka, sudahlah pasti bahwa rezeki yang diterimanya itu pastilah rezeki yang paling cocok dan paling baik untuk kehidupan dunia dan akhiratnya.
Waw (و)
Yang ketiga, adalah huruf waw (و) yang mengandung makna kata Waro = Berhati-hati.
Orang yang bertakwa, pastilah akan selalu berhati-hati dalam kesehariannya.
Dia akan menjaga lisannya sebelum bertutur kata. Sehingga kata-kata yang terlontar dari mulutnya itu tidak akan menyakiti hati orang lain.
Demikian pula, dia akan berhati-hati dengan perilakunya. Sehingga apa yang dikerjakannya tidak akan berdampak buruk kepada manusia lain di sekitarnya.
Ya (ي )
Sedangkan huruf terakhir adalah huruf ya (ى) yang menjadi kepanjangan dari kata
yakin (kepada Allah dan Rasul-Nya).
Orang yang bertakwa, pastilah juga yakin dengan kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya.
Dia juga yakin, bahwa menjalankan segala perintah dari Allah dan Rasul-Nya itu akan berbuah kebaikan yaitu mendapat Surga-Nya.
Demikian pula, dia juga yakin, jika dia mengabaikan larangan dari Allah dan Rasul-Nya, akan berbuah keburukan yaitu mendapat Neraka-Nya.
Perintah Allah dan Rasul-Nya untuk orang yang Bertakwa
Secara ringkas, setidaknya ada tiga perintah Allah SWT & Rasul-Nya bagi orang yang beriman dan yang bertaqwa, yaitu:
1. Bertaqwalah dengan sebenar-benarnya taqwa dan jangan mati kecuali dalam keadaan muslim (QS. Ali Imran [3]:102).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 102)
Artinya,
Pertama, bertakwa itu harus dengan sungguh-sungguh. Jangan setengah-setengah.
All out.
Kedua, jangan lepaskan iman Islam kita. Pertahankan terus hingga kematian datang pada kita.
Prinsip utamanya:
Yang jadi perintah Allah: kerjakan.
Yang jadi larangan-Nya: tinggalkan.
Lakukanlah sesuai kemampuan diri kita masing-masing.
Tahapan awal dari bertakwa itu ada tiga, yaitu:
• beriman
• berhijrah
• berjihad
Sesuai firman Allah dalam Al-Qur’an, dimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا لَّذِيْنَ هَا جَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۙ اُولٰٓئِكَ يَرْجُوْنَ رَحْمَتَ اللّٰهِ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 218)
Beberapa contoh dari ketiga hal tsb di atas bisa kita lihat dari surah dan ayat berikut (kita lihat inti ayatnya saja ya, sebagai gambaran umum bagi kita):
• Bertaubat (QS. At-Tahrim [66]:8).
• Hijrah memperbaiki diri (QS. An-Nisa [4]:100).
• Istiqomah dalam kebaikan (QS. Hud [11]:112).
2. Carilah wasilah (jalan utk mendekatkan diri kepada Allah), berjuanglah di jalan-Nya agar beruntung (QS. Al-Maidah [5]:35).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَا بْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (jalan) untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah (berjuanglah) di jalan-Nya, agar kamu beruntung.”
(QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 35)
Pada point pertama, kita diperintahkan Allah untuk memegang teguh ketakwaan kita dan menjaganya hingga akhir hayat.
Maka di point kedua ini, kita diinformasikan bagaimana cara menjaga ketakwaan itu, yaitu dengan Mencari jalan supaya bisa mendekatkan diri kepada Allah.
Gimana caranya?
Allah berikan _kisi-kisi_ alias beberapa contoh cara/ jalan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, yaitu:
• Berkatalah yang benar / jujur (QS. Al-Ahzab [33]:70).
• Tetaplah bersama orang-orang yang benar (QS. At-Taubah [9]:119).
• Peliharalah hubungan kekeluargaan/ silaturahim (QS. An-Nisa [4]:1).
3. Persiapkan diri menghadapi Hari Esok (akhirat) (QS. Al-Hasyr [59:18).
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَـنْظُرْ نَـفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۚ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.”
(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 18)
Jika pada point pertama kita diperintah Allah untuk menjaga ketakwaan hingga ajal datang menjelang, dan point kedua kita diperintahkan untuk selalu mengikhtiarkan diri kita mendekat selalu kepada Allah, maka kini kita sampai pada point (perintah-Nya) yang ketiga, yaitu: Ingat-ingatlah tentang Hari Esok.
Hari Esok yang dimaksud, tentulah bukan pengertian kata ‘besok’ secara umum saja.
Tapi, ‘besok’ secara makna yang lebih dalam, yaitu :
– besok = kematian kita itu tiba. Kita sudah tidak lagi ada di alam dunia (sudah masuk ke alam barzakh/ kubur).
– besok = hari kiamat (kehancuran alam semesta). Bumi dan planet berbenturan. Bintang-bintang berjatuhan. Semua makhluk menemui ajalnya masing-masing.
– besok = hari di mana manusia berada di alam akhirat yang abadi. Dibangkitkan dari kematian. Dikumpulkan sesuai kelompok masing-masing. Diperlihatkan catatan amal yang dulu di alam dunia telah dikerjakannya atau justru dilalaikannya. Dihitung dan ditentukan nasibnya: beruntung dalam Surga-Nya atau merana dalam Neraka-Nya.
Ingatlah, bahwa :
Pertama, Guncangan Hari Kiamat itu sangat besar (QS. Al-Hajj [22]:1).
Kedua, di hari yang sangat besar itu, tidak ada satupun yang bisa membela kita, termasuk anak/orangtua kita, maka janganlah kita terpedaya oleh kehidupan dunia yang fana ini (QS. Luqman [31]:33).
Semoga menjadi ibrah bagi kita semua.
_Wallahu a’lam bishawab_
0 Comments