Perjalanan Kita Sebagai Manusia (Bagian 1)

Perjalanan Kita Sebagai Manusia

Bagian 1: Alam Ruh ~ Alam Rahim ~ Alam Dunia

Pada hakikatnya, banyak tahapan yang dilalui makhluk bernama manusia di dalam menjalani kehidupannya.
Sebagai manusia, seyogyanya kita memahami hakikat keberadaan kita di alam dunia ini, mulai dari kelahiran hingga tiba kematian kita pada suatu waktu nanti.

Namun perjalanan manusia tidaklah berakhir pada kematiannya. Bagi seorang muslim, kehidupannya akan terus berlanjut setelah kematian. Bahkan sesungguhnya, justru kematiannya itulah yang akan menjadi awal kehidupannya yang sebenarnya.

Tentulah, kita akan bertanya-tanya pada diri kita sendiri:

* Kehidupan apa yang ada dibalik kematian?

* Kemanakah manusia akan diarahkan di alam berikutnya?

* Dan apa saja yang akan terjadi pada diri manusia?

Sungguh, hal-hal seperti pertanyaan di atas itulah yang (seharusnya) perlu diketahui oleh setiap insan. Dan karena pembahasan ini cukup panjang, maka materi kajian Al-Qur’an kali ini akan disajikan dalam beberapa postingan.

Pada pertemuan kali ini, yang kita kaji adalah kehidupan manusia di alam dunia ini dan alam sebelumnya.

Secara ringkas, manusia telah dan sedang menjalani kehidupannya di alam berikut:
1. Alam ruh.
2. Alam rahim.
3. Alam dunia.

Pada beberapa alam tersebut, ada beberapa peristiwa yang harus dan perlu untuk diketahui oleh manusia.

1. Alam Ruh
• QS. 7:172 (Percakapan antara Allah & manusia).

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” QS. Al-A’raf [7]:172.

Di ayat ini, Allah menerangkan bahwa sebelum manusia dihadirkan di muka bumi, pernah terjalin percakapan antara Sang Pencipta (Allah) dan makhluk yang diciptakan-Nya (manusia). Allah ingin mempertegas kesadaran makhluk-Nya: Bukankah Aku ini Tuhanmu? Manusia menjawab: Benar ya Allah, kami bersaksi (bahwa Engkau-lah Tuhan kami).

• QS. 17:85 (hanya Allah SWT yang mengetahui hakikat ruh manusia).

وَيَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلرُّوحِ ۖ قُلِ ٱلرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّى وَمَآ أُوتِيتُم مِّنَ ٱلْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”. QS. Al-Isra [17]:85.

Manusia tidak mengetahui banyak tentang ruh (bagaimana bentuknya, berapa lama hidupnya, apakah punya sayap, dst) karena memang ilmu pengetahuan tentang ruh itu hanya sedikit yang diberikan oleh Allah kepada manusia. Jadi, hakikat mengenai ruh ini hanya bisa disikapi dengan keimanan saja. Cukuplah kita mengetahui saja, bahwa keberadaan ruh manusia di alam ruh tersebut tidak berlangsung abadi sebab kemudian ada perpindahan alam yang dialami ruh manusia: dari alam ruh menuju alam rahim.

2. Alam Rahim
• QS. 23:13 (Ruh berada di tempat yang kokoh).

ثُمَّ جَعَلْنَٰهُ نُطْفَةً فِى قَرَارٍ مَّكِينٍ

“Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).” QS. Al-Mu’minun [23]:13.

Dengan sifat-Nya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Allah SWT menempatkan ruh manusia di dalam suatu tempat yang kokoh bernama rahim seorang (calon) ibunda.

• QS. 39:6 (banyak tahapan kejadian di dalam rahim).

خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنزَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْأَنْعَٰمِ ثَمَٰنِيَةَ أَزْوَٰجٍ ۚ يَخْلُقُكُمْ فِى بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِى ظُلُمَٰتٍ ثَلَٰثٍ ۚ ذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ ٱلْمُلْكُ ۖ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُصْرَفُونَ

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” QS. Az-Zumar [39]:6.

Di dalam rahim itu, terdapat kejadian demi kejadian pada janin yang dikandung seorang (calon) ibu. Banyak sekali proses yang terjadi pada diri si calon bayi yang masih berbentuk janin di dalam rahim seorang wanita. Termasuk, pembentukan jasad si calon bayi.

• QS. 3:6 (Allah-lah yang memberi bentuk sesuai kehendak-Nya).

هُوَ ٱلَّذِى يُصَوِّرُكُمْ فِى ٱلْأَرْحَامِ كَيْفَ يَشَآءُ ۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

“Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” QS. Ali Imran [3]:6.

Jasad manusia dibentuk sesuai kehendak Allah. Mata, hidung, telinga, dan anggota tubuh lainnya dibentuk dan disempurnakan sesuai dengan keinginan Allah Sang Pencipta. Jika seluruh rangkaian proses di dalam rahim itu telah selesai, keluarlah bayi tersebut dari dalam rahim ibunya. Maka, dimulailah babak baru dalam proses perjalanan panjang kehidupan seorang anak manusia di alam berikutnya: alam dunia.

3. Alam dunia
• QS. 16:78 (manusia awalnya tidak mengetahui apa pun).

وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” QS. An-Nahl [16]:78

Manusia lahir tanpa mengetahui apapun. Namun, Allah sudah berikan ‘modal’ perangkat kepada manusia agar dia bisa berkehidupan di muka bumi ini. Beberapa perangkat itu berupa pendengaran, penglihatan dan juga hati nurani. Semestinya, manusia itu bersyukur telah diberikan ‘modal’ berupa perangkat-perangkat panca indera itu oleh Allah.

• QS. 22:5 (fase kehidupan manusia).

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِن كُنتُمْ فِى رَيْبٍ مِّنَ ٱلْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَٰكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ مِن نُّطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِن مُّضْغَةٍ مُّخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِّنُبَيِّنَ لَكُمْ ۚ وَنُقِرُّ فِى ٱلْأَرْحَامِ مَا نَشَآءُ إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلًا ثُمَّ لِتَبْلُغُوٓا۟ أَشُدَّكُمْ ۖ وَمِنكُم مَّن يُتَوَفَّىٰ وَمِنكُم مَّن يُرَدُّ إِلَىٰٓ أَرْذَلِ ٱلْعُمُرِ لِكَيْلَا يَعْلَمَ مِنۢ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْـًٔا ۚ وَتَرَى ٱلْأَرْضَ هَامِدَةً فَإِذَآ أَنزَلْنَا عَلَيْهَا ٱلْمَآءَ ٱهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنۢبَتَتْ مِن كُلِّ زَوْجٍۭ بَهِيجٍ

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” QS. Al-Hajj [22]:5.

Maka, dimulailah fase hidup manusia di alam dunia. Dilahirkan sebagai bayi. Kemudian tumbuh menjadi anak-anak dan remaja, hingga ia beranjak dewasa dan, jika Allah berkenan, ia akan terus hidup hingga menjadi tua.

Sebagian manusia ada yang menemui ajalnya di usia tua. Ada pula yang berpulang di usia muda. Bahkan, ada yang ‘dipanggil’ ketika masih berada di dalam kandungan. Bagi manusia yang dipanjangkan usianya hingga menua, bersiaplah menghadapi proses penurunan kemampuan manusia. Salah satunya adalah kemampuan daya ingat, di mana semakin menua usia seseorang maka semakin berkurang pula pengetahuan dan daya ingat yang dulu pernah dimilikinya.

• QS. 57:20 (sadarilah: semua kesenangan dunia itu bukanlah kesenangan yang sesungguhnya).

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” QS. Al-Hadid [57:20.

Berapapun lamanya manusia menjalani kehidupan di muka bumi ini, ujung-ujungnya akan ada akhir dari keberadaannya di dunia ini.

Betapapun banyaknya harta yang dia kumpulkan di dunia ini, ujung-ujungnya akan dia tinggalkan.

Dan betapapun nikmatnya dunia yang ada dalam genggamannya itu, suatu saat genggamannya itu akan melemah dan dunia akan terlepas dari kekuasaannya.

Maka, janganlah terlalu terpukau oleh gemerlapnya dunia, karena suatu saat nanti kilaunya akan meredup dan menjauh dari sisi kita.

Janganlah terlalu terlena dengan sehatnya raga, karena pada saatnya nanti jasad ini akan melemah dan merapuh.

Segeralah beramal sholeh dan ‘memetik beragamnya jenis amalan yang bisa dikerjakan’, sebelum masa ‘panen amalan itu’ memudar dan terlewatkan.

Sebab, semua kesenangan dunia itu menipu, alias tidak abadi.

Ingatkanlah diri sendiri: kelak, akan ada dua macam kehidupan yang dihadapi manusia: Pertama, kehidupan yang penuh azab dan siksa-Nya, yaitu berada di Neraka-Nya. Dan kedua, kehidupan yang penuh nikmat dan ampunan-Nya, yaitu berada di Surga-Nya.

Setiap manusia akan menemui ajalnya dan tidak bisa menghindar dari ketetapan Allah yang bernama kematian.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يُدْرِكْكُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِيْ بُرُوْجٍ مُّشَيَّدَةٍ ۗ وَاِ نْ تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۚ وَاِ نْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَّقُوْلُوْا هٰذِهٖ مِنْ عِنْدِكَ ۗ قُلْ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ فَمَا لِ هٰۤؤُلَآ ءِ الْقَوْمِ لَا يَكَا دُوْنَ يَفْقَهُوْنَ حَدِيْثًا
“Di mana pun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. Jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan, “Ini dari sisi Allah,” dan jika mereka ditimpa suatu keburukan mereka mengatakan, “Ini dari engkau (Muhammad).” Katakanlah, “Semuanya (datang) dari sisi Allah.” Maka mengapa orang-orang itu (orang-orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan (sedikit pun)?” QS. An-Nisa’ 4: Ayat 78.

Manusia akan dihadapkan pada kematian. Kehancuran dirinya. Ketiadaan setelah sebelumnya pernah menjadi ada. Dan itu tidak bisa dihindari. Kematian akan menghampiri setiap yang bernyawa. Tua – muda. Kaya – miskin. Sehat – sakit. Beriman – kafir. Taat – ingkar. Semua manusia akan berada di fase yang sama: mati.

Maka, bukanlah datangnya kematian yang harus ditakuti. Namun perbekalan apa yang seharusnya dibawa ketika kelak mati. Sebab, bekal inilah yang akan menentukan nasib setiap individu yang meninggalkan alam dunia. Jangan sampai salah membawa bekal. Apalagi, sama sekali tidak membawa bekal. Sebab, kehidupan di alam berikutnya akan jauh lebih panjang dan jauh lebih berat daripada sekedar hidup di alam dunia. Inilah alam, yang disesali oleh manusia yang semasa hidupnya ingkar pada Tuhannya. Dan inilah alam, yang dinikmati oleh manusia yang semasa hidupnya dulu taat kepada perintah Tuhannya. Inilah Alam Barzakh: suatu negeri yang menjadi pembatas antara Alam Dunia dan Alam Akhirat.

Seperti apa alam barzakh itu? Apakah hanya akan ada siksa? Seperti apa dan berapa lama? Lalu bagaimana dengan nikmat di alam barzakh? Seperti apa dan bagaimana bentuknya? Siapa yang akan datang menemani? Ataukah akan selamanya berada sendirian hingga tiba alam akhirat?

In syaa Allah, tulisan pada kajian berikutnya akan membahas lebih mendalam mengenai Kematian & Alam Barzakh ini.

Wallahu a’lam bishawab.