Kajian Al-Qur’an
Masjid Darussalam, Patra Kuningan
Ya Allah, Kapankah Pertolongan-Mu Tiba?
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. QS. Al-Baqarah [2]:214
Setiap Kita Pasti Diuji
Ujian kehidupan senantiasa menghampiri manusia di sepanjang usianya. Tidak ada satu manusia pun yang tidak mengalami ujian, cobaan, rintangan dan hambatan serta halangan dalam menjalani kehidupannya. Tidak juga para Nabi dan Rasul. Mereka yang kualitas keimanannya sangat tinggi dan di atas rata-rata kadar keimanan manusia biasa pun ternyata tidak bisa lepas dari ketentuan Allah yang satu ini: mendapatkan ujian dalam kehidupan di muka bumi ini.
Allah SWT berfirman, yang artinya:
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. Sungguh, Kami telah menunjukkan kepadanya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.” QS. Al-Insaan [76]:2-3.
Maka, bukan kadar ujian-nya yang harus dikhawatirkan, namun potensi terbaik dari diri manusia-nya-lah yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Termasuk, mental (batin) menerima berbagai cobaan hidup. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah keimanan yang ada dalam diri seorang muslim.
Doa, Senjata Terbaik
Dalam menghadapi ujian hidup, kebanyakan manusia lebih mengutamakan ikhtiar (usaha) dibandingkan doa. Banyak manusia yang mengira, bahwa dirinya mampu menangani seluruh permasalahan yang terjadi dalam hidupnya dengan hanya mengandalkan segenap kemampuan yang ada pada dirinya (kepintaran akalnya, kekuatan fisiknya, ketajaman instingnya, dan seterusnya). Tidak sedikit pula manusia yang dalam menjalani segala bentuk ujian dan cobaan itu, sama sekali tidak melibatkan kegiatan ibadah dan doa dalam kesehariannya. Seakan mereka tidak membutuhkan kehadiran Tuhan sama sekali. Atau seakan, Tuhan tidak memiliki andil apa pun dalam menyelesaikan permasalahan hidup yang mereka jalani.
Namun, kondisi ini tak selamanya demikian. Ada kalanya, manusia seakan tidak mempunyai daya kemampuan apa-apa ketika menghadapi ujian kehidupan. Dan pada titik inilah, biasanya, manusia mulai menyadari kelemahannya sebagai hamba Tuhan yang memiliki banyak keterbatasan.Pada tahap ini, manusia baru menyadari bahwa dirinya memiliki ketergantungan mutlak kepada Tuhan yang telah menciptakannya. Di titik inilah, biasanya, manusia mulai menengadahkan tangannya, menangis dan mengiba serta mulai berdoa dan memohon agar diberikan jalan keluar terbaik kepada Tuhannya.
Bagi seorang muslim, tidaklah demikian. Muslim yang benar imannya tentulah akan senantiasa mendahulukan doa dan ibadah di dalam kesehariannya. Tidak mungkin seorang muslim yang baik akan memulai suatu aktivitas tanpa mengucapkan basmalah sebagai doa pembuka. Begitu pula, tidak mungkin seorang muslim yang baik akan mengakhiri suatu kegiatan tanpa ditutup dengan rasa syukur kepada Tuhannya dengan mengucapkan hamdalah.
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, yang artinya:
“Doa adalah senjatanya orang beriman, tiangnya agama dan cahayanya langit dan bumi.”
(HR. Abu Ya’la & Al-Hakim, dan beliau berkata: sanadnya shohih).
Perhatikanlah: Doa diibaratkan bagaikan senjata. Jika diilustrasikan dalam suatu pertempuran, tentulah seorang pejuang akan mempersiapkan senjatanya (misalnya: pedang) seawal mungkin. Pedangnya pasti akan selalu digenggam erat, bahkan sebelum dimulainya pertempuran. Pejuang itu tentulah akan terus mengandalkan pedangnya sebagai senjata utama di sepanjang pertempuran. Dan akan terus digenggam erat hingga pertempuran berakhir.
Segera Introspeksi Diri Dalam Berdoa
Jika doa adalah senjata terbaik bagi orang beriman, maka permasalahannya mungkin bukan terletak pada pertanyaan mengapa pertolongan Tuhan tidak kunjung datang pada dirinya. Namun, bisa saja, permohonan pertolongan seorang hamba melalui doa tersebut masih belum diterima oleh Allah SWT. Doa belum dikabulkan karena masih ada beberapa faktor penghalang terkabulnya suatu doa.
Belum dikabulkannya suatu doa mungkin terkait dengan pemahaman seorang muslim akan hakikat tentang doa. Berikut beberapa pemahaman tentang doa yang perlu diluruskan bagi setiap muslim:
- Doa adalah ibadah QS. Ghafir [40]:60.
Di ayat ini, Allah SWT mewajibkan setiap muslim untuk berdoa dan beribadah sebagai suatu kewajiban. Muslim yang tidak mau beribadah dan berdoa kelak di Hari Akhir terancam dimasukkan ke dalam Neraka. Maka, motivasi seorang muslim dalam berdoa adalah bukan untuk dikabukannya suatu doa. Melainkan berdoa dan beribadah itu adalah suatu bentuk ketaatan seorang hamba atas perintah Tuhannya.
- Doa itu bersyarat QS. Al-Baqarah [2]:186.
Jika seorang muslim ingin doanya diijabah (dikabulkan) oleh Allah, maka ada persyaratan yang harus dipenuhinya terlebih dahulu, yaitu: beriman kepada Allah dan memenuhi seruan (perintah)-Nya.
- Doa diijabah bagi mukmin yang beramal sholeh QS. Asy-Syura [42]:26.
Syarat perlunya memiliki iman kembali Allah ulangi pada ayat ini. Allah juga mempertegas bahwa seorang yang beriman juga harus mengerjakan amal sholeh sebagai bukti atas keimanannya itu. Maka, jika ada orang yang mengaku beriman tapi tidak mau bermaal sholeh (melanggar perintah Allah), ada ancaman azab yang sangat keras baginya.
- Doa harus dibarengi dengan sabar dan shalat QS. Al-Baqarah [2]:153.
Pertolongan Allah akan datang lebih cepat dari yang dibayangkan jika seorang mukmin membiasakan diri bersikap sabar dan senantiasa mendirikan shalat.
- Perhatikan adab dalam berdoa QS. Al-A’raf [7]:55-56.
Bersikap tawadhu, dengan suara lembut, disertai rasa takut dan penuh harap – semua itu adalah adab yang baik dalam berdoa.
Perbaiki Ikhtiar
Jika doa dan ibadah sudah mulai diperbaiki dalam kegiatan sehari-hari, tahapan berikutnya bagi seorang muslim dalam mengharapkan pertolongan Allah SWT adalah dengan berikhtiar (berusaha). Usaha seorang mukmin secara garis besar mencakup bersabar, bersyukur, istiqomah dan bertawakal (menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan yang sudah Allah tetapkan atas dirinya.)
- Bersabar Al-Baqarah [2]:155-157.
Mukmin yang sabar akan mendapatkan:
- Shalawat dari Allah berupa pujian dan penyebutan tentang dirinya.
- Rahmat (kasih sayang) dari Allah.
- Petunjuk (solusi dan jalan keluar terbaik) dari Allah.
- Bersyukur
Mukmin yang bersyukur akan mendapatkan:
- Ridho dari Allah QS. Az-Zumar [39]:7.
- Keselamatan dari azab QS. An-Nisa [4]:147.
- Kenikmatan yang bertambah QS. Ibrahim [14]:7.
- Istiqomah Fussilat [41]:30-32.
Mukmin yang istiqomah selalu berada di jalan Allah akan mendapatkan:
- Ketenangan hati melalui para malaikat-Nya.
- Tidak merasa takut dalam menghadapi masa depan.
- Tidak bersedih hati dalam menyesali masa lalu.
- Perlindungan di alam dunia dan di alam akhirat.
- Imbalan terbaik berupa Surga dari Allah SWT.
- Tawakkal (berserah diri kepada ketetapan Allah SWT).
Mukmin yang tawakkal akan mendapatkan:
- Pengakuan dari Allah sebagai orang beriman QS. Al-Anfal [8]:2.
- Kecukupan dalam kehidupannya QS. At-Talaq [65]:3.
- Tempat hijrah yang baik dari sisi Allah QS. An-Nahl [16]:41-42.
- Penjagaan dari gangguan setan QS. An-Nahl [16]:99.
- Kecintaan dari Allah SWT QS. Ali Imran [3]:159.
- Rezeki terbaik (Surga) dari Allah SWT QS. Al-Ankabut [29]:58-60.
Jika melakukan semua hal ini, in syaa Allah, pertolongan Allah pun akan tiba.
Wallahu a’lam bishawab.
0 Comments